MINERAL DAN MINERALOGI
Dalam
studi Geologi yang mempelajari keseluruhan hal-hal tentang Bumi mulai dari
pembentukkan, komposisi, sifat-sifat fisik, struktur, hingga gejala-gejala yang
terjadi didalamnya, kita tentu saja harus mempelajari dasar-dasar tentang Bumi
dan juga pembagian-pembagiannya secara khusus nantinya. Dan pada tahap pertama
yang harus dipelajari adalah apa sajakah sebenarnya materi-materi pembentuk
Bumi kita ini. Setelah itu barulah kita dapat mempelajari materi pada
tingkat-tingkat selanjutnya yang ada dalam ruang lingkup studi
Teknik Pertambangan.
Pada
materi yang telah kita pelajari sebelumnya, yaitu materi Kristalografi, telah
dijelaskan urutan materi pembentuk Bumi ini. Dari yang terkecil yaitu kristal,
mineral dan kemudian adalah batuan. Dan yang akan lita pelajari selanjutnya
adalah tentang mineral. Dalam mempelajari semua hal tentang mineral, mulai dari
sifat-sifat fisiknya hingga keterdapatannya pada batuan dinamakan dengan
Mineralogi.
Pada
tahap ini kita akan belajar tentang semua hal yang berkaitan dengan mineral.
Dalam studi Geologi, ini sangat penting, karena mineral adalah salah satu
satuan dasar pembentuk Bumi ini. Dan dengan bekal ilmu Kristalografi yang telah
dipelajari sebelumnya, kita akan dapat mengenal mineral-mineral apa sajakah
yang terdapat di Bumi, bagaimana keterdapatannya, hingga akhirnya juga dapat
mengetahui manfaat dari mineral itu sendiri.
A.
Mineralogi
Mineralogi
merupakan cabang ilmu dari geologi yang memelajari atau mengaji masalah
pembentukan, keterdapatan, sifat-sifat, susunan, dan klasifikasi mineral.
B.
Mineral
Mineral
adalah senyawa sejumlah unsur anorganik berbentuk padat, terbentuk secara
alamiah, yang mempunyai bangun dan
karakteristika susunan kimia, bentuk kristal, dan sifat fisik secara teratur
dan tertentu
C.
Pengelompokan
Mineral.
1.
Pengelompokan
berdasarkan fungsi atau peran.
·
Mineral pembentuk batuan yaitu kelompok mineral yang keterdapatannya dalam
jumlah banyak pada batuan dapat menentukan nama pokok batuan terutama batuan
beku. Contoh mineral pembentuk batuan yaitu kuarsa, felspar, plagioklas, ,
olivin, biotit, dan hornblende.
Foto 1
Olivine
·
Mineral bijih adalah kelompok mineral yang darinya
dapat diambil atau diekstrak logamnya. Contoh beberapa mineral bijih adalah
kalkopirit, galena, sfalerit, kasiterit, magnetit.
Foto 2
Kalkopirit
2.
Pengelompokan
berdasarkan susunan/komposisinya.
·
Mineral silikat yaitu mineral yang mengandung
gugusan silikat (mengandung unsur Si dan O) atau alumosilikat (Si, O, dan Al),
seperti sebagian besar mineral pembentuk batuan. Contohnya adalah ortoklas,
plagioklas, hornblenda, biotit, dsb.
·
Mineral oksida, yaitu mineral yang mengandung
gugusan oksigen, seperti kuarsa, kasiterit, magnetit, hematit, khromit, dsb.
·
Mineral sulfida, yaitu mineral yang mengandung
gugusan sulfur, seperti pirit, khalkopirit, sfalerit dsb.
·
Mineral karbonat, yaitu mineral yang mengandung
gugusan karbonat, seperti kalsit, magnesit, dsb.
·
Mineral sulfat, yaitu mineral yang mengandung
gugusan sulfat.
·
Mineral2 sulfosalt, fosfat, molibdat, borat,
tungstat, vanadat, halide.
3.
Pengelompokan
berdasarkan pembentukannya.
·
Mineral primer yaitu mineral yang terbentuk pada
awal pembekuan magma atau hasil penghabluran langsung dari magma dalam
pembentukan batuan. Mineral primer ini biasanya menyusun batuan beku. Mineral
primer dapat berupa mineral utama atau mineral ikutan
Contoh: felspar, plagioklas, biotit, kuarsa, galena,
pirit, kalkopirit, dsb.
·
Mineral sekunder yaitu mineral yang terbentuk karena
adanya proses perubahan (pelapukan, ubahan, malihan) yang dialami mineral
primer pada batuan. Mineral sekunder ini dapat terbentuk karena pengaruh
intrusi magma atau kegiatan atmosfer.
Contoh: limonit, mineral lempung seperti kaolin
(felspar), sausurit (Ca-plagioklas), monmorilonit, smektit, illite,
khlorit (mineral Fe-Mg), serpentin (mineral Fe-Mg, olivin), serisit, dan biotit
(sekunder).
D.
Pengenalan
Mineral
Ada beberapa
cara untuk mengenali mineral, seperti :
·
Megaskopis
Pengenalan
mineral secara langsung tanpa bantuan alat (mikroskup) atau dengan mata biasa
(telanjang). Alat pengenal (pembesar) yang digunakan biasanya lup (10-20 kali).
·
Mikroskopis
Pengenalan
mineral dengan bantuan mikroskup baik polarisasi, refleksi maupun binokuler.
·
analisis laboratorium
Pengenalan
mineral dengan cara analisis kimia.
E.
Sifat
Fisik Mineral
a.
Warna.
Sejumlah mineral memiliki warna khas
tertentu.
b.
Kilap.
Kemampuan mineral memantulkan sinar, seperti :
Ø
Kilap
non logam .
Ø
Kilap
sub logam .
Ø
Kilap
logam .
c.
Coreng
.
v
Sejumlah
mineral memberikan bekas/warna corengan pada porselin.
v
Warna
corengan tidak selalu sama dengan warna mineral.
v
Mineral
yang warna dan corengannya sama.
v
Mineral
yang warna dan corengannya tidak sama.
d.
Kekerasan
.
Kemampuan
mineral menggores pada mineral lain
e.
Pembelahan.
Pembelahan merupakan kecenderungan suatu mineral
untuk membelah mengikuti bidang tertentu sesuai dengan bentuk atau struktur
pengaturan atom dalam kristalnya.
f.
Bentuk
kristal.
Setiap
mineral memiliki bentuk kristal yang berbeda. Berdasarkan sistem sumbu
kristalnya, mineral dikelompokkan menjadi isometrik, tetragonal, heksagonal,
ortorombik, monoklinik, dan triklinik.
g.
Transparansi,
Transparansi
merupakan kemampuan mineral untuk meneruskan atau menahan sinar.
h.
Kemagnitan,
Sejumlah
mineral mempunyai sifat kemagnitan yaitu dapat ditarik oleh magnit.
i.
Berat
jenis,
Setiap
mineral memiliki berat jenis yang berbeda satu sama lain tergantung pada
susunan kimianya.
j.
Radioaktivitas.
Radioaktivitas
merupakan sifat dari suatu mineral untuk memancarkan sinar radioaktif,
F.
Pembentukan Mineral
Proses pembentukan mineral-mineral baik
yang memiliki nilai ekonomis, maupun yang tidak bernilai ekonomis sangat perlu
diketahui dan dipelajari mengenai proses pembentukan, keterdapatan serta
pemanfaatan dari mineral-mineral tersebut. Mineral yang bersifat ekonomis dapat
diketahui bagaimana keberadaannya dan keterdapatannya dengan memperhatikan
asosiasi mineralnya yang biasanya tidak bernilai ekonomis. Dari beberapa proses
eksplorasi, penyelidikan, pencarian endapan mineral, dapat diketahui bahwa
keberadaan suatu mineral tidak terlepas dari beberapa faktor yang sangat
berpengaruh, antara lain banyaknya dan distribusi unsur-unsur kimia, aspek
biologis dan fisika.
Adapun
menurut M. Bateman, maka proses pembentukan mineral dapat dibagi atas
beberapa proses yang menghasilkan jenis mineral tertentu, baik yang bernilai
ekonomis maupun mineral yang hanya bersifat sebagai gangue mineral.
1.
Proses
Magmatis
Proses ini sebagian besar berasal dari magma primer
yang bersifat ultra basa, lalu mengalami pendinginan dan pembekuan membentuk
mineral-mineral silikat dan bijih. Pada temperatur tinggi (>600˚C) stadium
liquido magmatis mulai membentuk mineral-mineral, baik logam maupun non-logam.
Asosiasi mineral yang terbentuk sesuai dengan temperatur pendinginan saat itu.
2.
Proses
Pegmatisme
Setelah
proses pembentukan magmatis, larutan sisa magma (larutan pegmatisme) yang
terdiri dari cairan dan gas. Stadium endapan ini berkisar antara 600˚C sampai
450˚C berupa larutan magma sisa. Asosiasi batuan umumnya Granit.
3.
Proses
Pneumatolisis
Setelah temperatur mulai turun, antara 550-450˚C, akumulasi
gas mulai membentuk jebakan pneumatolisis dan tinggal larutan sisa magma makin
encer. Unsur volatile akan bergerak menerobos batuan beku yang telah ada dan
batuan samping disekitarnya, kemudian akan membentuk mineral baik karena proses
sublimasi maupun karena reaksi unsur volatile tersebut dengan batuan-batuan
yang diterobosnya sehingga terbentuk endapan mineral yang disebut
mineralpneumatolitis.
KESIMPULAN
Mineral
merupan perwujudan dari suatu bahan
organik yang terbentuk secara alamiah
yang memiliki suatu susunan kimia tertentu. Mineral terbentuk pada suhu tertentu dan
setiap mineral memiliki struktur kristal yang khas dimana setiap mineral
memiliki suatu kristal yang berbeda yang dikarenakan perbedaan komposisi kimia
dan perbedaan suhu pembentukan.
Dalam studi geologi mempelajari mineralogi
sangat penting, karena mineral adalah salah satu satuan dasar pembentuk bumi
ini. Dan dengan bekal ilmu kristalografi yang telah dipelajari sebelumnya, kita
akan dapat mengenal mineral-mineral apa sajakah yang terdapat di Bumi,
bagaimana keterdapatannya, hingga akhirnya juga dapat mengetahui manfaat dari
mineral itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar